Pantai Kute memang terkenal dengan pasir putihnya yang
berbeda dengan kebanyakan pantai di Indonesia.
Pasir berwarna putih bak merica dengan garis pantai
yang panjang menjadikan Kuta sebagai idola bagi para
wisatawan domestik dan mancanegara.
Terdapat sebuah upacara
kebudayaan terbesar di Pulau Lombok dan dilakukan satu kali
dalam setahun upacara Sasak di desa ini, Ini adalah upacara Bau Nyale.
Dalam upacara ini masyarakat dan wisatawan mencari dan berburu cacing Nyale
di laut. Menurut legenda, dahulunya ada seorang putri,
bernama Putri Mandalika, yang sangat cantik jelita, banyak
pangeran dan pemuda yang ingin menikah dengannya. Karena kebijakan
sang putri dan tidak menginginkan terjadi pertumpahan darah di antara
kerajaan. maka ia memutuskan moksa (hilang) dan terlihat seperti terjun ke laut.
Namun sebelumnya sang putri bertitah, "Wahai rakyatku, jika engkau ingin menemui
dan menjumpaiku. Carilah aku pada tanggal 20 bulan sepuluh (penanggalan suku Sasak)
di sepanjang pantai ini setiap tahun", ujar sang putri. Hingga sekarang, ritual adat
ini masih dilakukan dan dikemas sebagai atraksi wisata yang sangat menarik bagi wisatawan.
Wujud cacing laut (nyalè) ini dipercaya sebagai reinkarnasi sang putri dengan asas keadilan.
Semua rakyat bisa mendapatkannya tanpa perlu berperang memperebutkan fisik sang putri. Event
Bau Nyale ini biasanya di gelar antara bulan Februari - Maret setiap tahunnya yang berlokasi
di sepanjang semenanjung Pantai Kuta Lombok Tengah.